Kamis, 10 Maret 2011

Pelajaran untuk seorang Tokoh Perdamaian

Konon, di dunia ini hanya ada 3 hal yang dengan 3 hal ini saja, kita dapat mencelakakan seorang manusia, baik dia rakyat biasa, pejabat, dokter, tokoh, 
raja, pegawai, pedagang, bahkan seorang presiden ke 3 hal tersebut :


1. Harta / Uang


 
2. Tahta / Jabatan



 3. Wanita / Sex





    Ya melalui ke 3 lubang tersebut kita bisa membuat seseorang hidupnya berakhir, dipenjara, keluarga dan reputasi hancur. Mari kita telaah kasus yang menimpa Tokoh Perdamaian dari Indonesia, Anand Krishna,

    Yang pertama menjatuhkan beliau melalui Harta, beliau terkenal sebagai penulis paling, paling produktif, buku yang ditulis beliau sudah ratusan, jadi penghasilan beliau selama ini merupakan royalti atas buku-bukunya, dan hidup beliau begitu sederhana. dan yang jelas penulis buku paling produktif ini tidak akan pernah menerima suap sampai kapanpun, jadi  tidak bisa menjatuhkan beliau melalui lubang ini.

    Yang kedua Tahta, Bapak dari 2 orang anak ini yang sebelum beliau sakit Leukimia / Kanker darah beliau merupakan seorang businessman/pengusaha dan telah melepaskan pekerjaan dan usahanya sendiri, sedangkan kekuasaan dan politik hahaaha tidak pernah beliau tertarik dan masuk kedalam dunia politik apapun bisa terjadi di dunia ini kawan bisa jadi lawan, lawan pun bisa jadi kawan. Pernah beliau ditawarkan untuk masuk kedalam partai tertentu, beliau menolak

    Nah ini, lubang ke 3 ini paling menarik, khususnya di Indonesia, karena sex begitu ditabukan jadi biarpun banyak orang yakin Pak Anand tidak bersalah, tetap saja dia akan malu dan tidak mau mengatakan kebenaran tersebut.  dan siapapun bisa dijatuhkan lewat lubang ini, tak perlu dunia politik, sogokan. Kita buat saja dan munculkan kasus-kasus yang tidak terjadi dijadikan. Dimana beliau dituduh telah melecehkan Tara Pradipta Laksmi














    dimana bukti pelecehan adalah gelang, foto berdua di alam terbuka yang bahkan fotonya saja seperti seorang ayah dan anaknya.














    Saya sedih sekali, kecewa dengan kasus hukum yang menimpa Pak Anand Krishna dan atas penahanan beliau di Pengadilan Jakarta Selatan, kemarin tanggal 9 Maret 2011, yang sidang di kepalai oleh Bapak Hari Sasangka dan jaksa Martha Berliana.

    Bahkan satupun bukti Pelecehan TIDAK ADA, ya TIDAK ADA. Setiap saksi berlainan dan berbeda-beda keterangan. Saya yakin semua perjuangan, keringat dan darah beliau untuk negara kita tercinta ini.

    Banyak orang bilang semua tuduhan dan fitnahan yang menimpa beliau semua karena beliau terlalu BERANI, ya BERANI, beliau dengan kata2, tindakan, menulis dan menerbitkan di banyak buku agar masyarakat Indonesia jangan lagi mau dipecah atas nama agama, kembali ke budaya kita, budaya Nusantara yang luhur & Agung, kembali ke nilai Pancasila bukan budaya Arab

    Tapi inilah yang terjadi, ketika kebenaran dikumandangkan maka pasti akan ada segelintir oknum-oknum yang tidak akan pernah suka. Mereka yang ingin memecah belah negara ini pasti tidak akan suka dengan usaha beliau menyatukan Indonesia, teringat salah satu tulisan di buku beliau berjudul Tiga Generasi Satu Visi :

    “Pancasila bukanlah sekedar pedoman atau ideologi negara”. Pancasila merupakan jati diri Bangsa. Pancasila lahir dari keluhuran budaya kita, budaya Nusantara. Segala sesuatu yang terbaik dari kepercayan-kepercayaan yang datang dari luar pun ada didalamnya. Ya, segala sesuatu yang baik, terbaik. Kita perlu memperbaharui komitmen kita terhadap Pancasila.”

    Alasan Pak Anand berani dan bersuara. Karena beliau mencintai negeri ini.  Beliau lahir di Solo, orang tua mereka berasal dari Sindhi, Pakistan. Mengapa dulu orang tua Pak Anand memutuskan untuk pindah ke Indonesia?
     Saat itu sekitar tahun 1947, terjadi konflik dan perang atas nama agama di India, dimana 1 negara dipecahkan karena politik. Bagi yang menganut agama Hindu harus pindah ke India, bagi yang beragama muslim pindah ke Pakistan.

    Teror dimana-mana, darah mengalir demi memuluskan rencana ini. Bahkan orang tua beliau harus disembunyikan secara diam-diam karena diancam akan dibunuh. Saat itu Ayah beliau bisa pindah di salah satu negara di Eropa atau India, beliau tidak memilih kedua nya. Beliau memilih Indonesia, ya Indonesia karena dia mendengar tentang Bung Karno dan Pancasila yang menjamin hak-hak seorang manusia dan kebebasan seseorang dalam beragama.

    Ayah beliau sendiri menjadi saksi, terjadinya gelombang migrasi terbesar dalam sejarah dunia, ya ratusan ribu mungkin jutaan orang pindah dengan kondisi ketakutan, teror, pembunuhan, ancaman dan paksaan. Saat itu Ayah beliau memutuskan untuk pindah ke Indonesia.


































    Saat itu Ayah beliau memutuskan untuk pindah ke Indonesia. Hal itulah yang melatar belakangi mengapa Bapak Anand Krishna menjadi begitu BERANI, BERANI untuk mengatakan tidak kepada pihak-pihak yang mencoba memecah belah Indonesia. 


    Sehingga tak heran, beliau menerima dan mendapat kasus tuduhan pelecehan seksual yang bahkan pada saat kejadian seperti yang dituduhkan beliau bahkan tidak berada di sana. Beginilah hukum di Indonesia, dimana yang benar bisa menjadi salah yang salah bisa menjadi benar.

    Bagi KAU orang Indonesia yang masih mempunyai hati nurani, Saat ini kita bangsa Indonesia telah membiarkan terjadinya matinya Tokoh bangsa, Tokoh perdamaian yang beliau tidak punya maksud-maksud tertentu beliau tidak punya kepentingan politik manapun, beliau tidak mendapatkan uang dari manapun, bahkan baju-baju beliau saya lihat sendiri, ada yg baju beliau kenakan bolong, begitu banyak tambal sulamnya dan harta terbesar beliau hanyalah buku-buku koleksinya.

    Beliau hanya satu mencintai negara ini dan tidak ingin Indonesia seperti India dan Pakistan terpisah, terbelah, berdarah. Apakah kita harus menunggu saat-saat tersebut ketika hal itu terjadi dan membiarkan Tokoh Perdamaian dibungkam suaranya. 

    Untuk aparat dan penegak hukum saya mohon dengan sangat padamu putuskan dengan keadilan bukan dengan faktor-faktor lain, hal ini menyangkut hidup dan matinya seorang manusia. Tolong dengarkan dengan hati nurani Bapak Hakim, Jaksa kelak kalian pun akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Tuhan.

    Mungkin ada beberapa fakta, tulisan dan kata-kata saya yang perlu dikoreksi, saya bukan ahli sejarah, bukan ahli hukum saya menulis ini karena saya mencoba bersuara kebenaran dan mendengarkan hati nurani, bagaimana dengan Anda? Beranikah anda bersuara



    Bebaskan Anand Krishna, Dukung Kebenaran!